Selasa, 23 Februari 2010

NICE & BAD DAYS

Pagi hariku diawali dengan sebuah pertemuan. Pertemuan yang kedua kalinya dengan seseorang yang belum terlalu ku kenal. Tapi entah kenapa, aku rela melawan kantuk dan lelahku demi mengajaknya keliling kota yang menjadi tempat tinggalku slama 17tahun ini.
Awalnya aku merasa berat untuk melangkahkan kakiku ke tempatnya. Tapi ku lawan rasa itu,dan sampailah aku di tempatnya. Aku merasa semua rasa itu hilang seketika ketika aku bertatap muka dan membuka awal percakapan dengannya. Ku biarkan rasa dan raga ini mengalir begitu saja, tanpa ada batas dan tendensi apapun.
Hampir setengah hari aku bersamanya. Hanya berdua dalam sebuah kendaraan yang membawa kita melangkah ke setiap tempat yang kita tuju.Tak ku sangka, aku merasa begitu nyaman dekat dengannya. Aku tak tahu, rasa ini rasa semu, atau sebuah rasa yang takut akan kehilangan???? Tapi terkadang,begitu sulit bagiku mengakui sebuah perasaan yang aku rasa saat itu. Karna aku takut kecewa. Aku takut suatu saat,rasa itu nantinya akan membuat kembali ke situasi yang sulit bagiku tuk ku jelaskan. Jadi,aku lebih memlilih tuk memendam rasa itu sendirian,
yang jelas banyak hal yang ku petik darinya, dan tentunya ku merasa semua itu bagai mimpi indah yang belum pernah ku bayangkan sebelumnya. Sampai tiba saatnya untuk perpisahan.Begitu berat,sama halnya dengan pertemuan yang ku bentuk.

Sang senja mulai kembali ke peraduannya,bgitu pula dengan aku. Aku kembali ke rutinitas. Aku berharap,hari ini akan menjadi hari yang paling indah,karena malamnya akan disusul sajian film kocak yang kakakku janjikan. Seharian aku melepas tawa.Hingga,aku menemui sebuah persoalan yang kompleks.Aku dan kakakku tak diijinkan untuk masuk buat melepas lelah dalam sebuah rumah.Terpaksa aku merelakan tubuhku dikerumuni segerombolan nyamuk yang haus akan darah yang mengalir di tubuhku. Ku biarkan diriku merasa dinginnya malam. Hingga ada seorang penolong yang mau menyewakan tempat berteduh untukku dan kakakku. Setidaknya tubuh ini bisa merebah secara normal. Tapi,mata ini tak bisa ku pejamkan karena otak dan hatiku terus berkecamuk. Takut,takut,akan hal yang terjadi selanjutnya. Akankah telingaku mendengar kata-kata yang kasar????atau tubuhku akan membiru akibat cubitan yang menhujan?????

1 komentar: